Posted on

Kartu‌ ‌Yang‌ ‌Tertukar‌

Pagi itu Supri kembali terburu-buru ke kampus karena semalam dia mengikuti ajakan Herman untuk ikut acara nonton bareng final Liga Champions. Matanya masih merah, untuk membuat sarapan saja malas sekali rasanya, sehingga dia memutuskan untuk membeli makanan siap saji di gerai waralaba terkenal. Jaraknya cuma sekitar 300 meter dari tempat tinggalnya, dan Supri langsung memilih sosis dengan saus barbeque sebagai sarapan paginya. Saat hendak membayar, matanya yang mengantuk tiba-tiba langsung menyorot ke arah perempuan bak bidadari. Bengong dan membisu itulah respon Supri pertama kali melihat perempuan itu. 

Perempuan itu bernama Maya, dia juga hendak membeli air mineral karena lupa membawa dari rumah. Setelah mengambil sebotol air mineral di lemari pendingin, Maya kemudian menuju kasir, dimana ada Supri disitu. “Biar saya saja mbak yang bayar,” ucap Supri. “Oh, nggak usah mas, saya pakai e-money saya saja untuk bayar.” Tutur Maya yang kaget ada sosok laki-laki dengan wajah mupeng yang ingin mentraktirnya.” Tak mau kalah Supri juga mengeluarkan kartu E-money miliknya. “Pakai punya saya aja mbak, air mbak ini saya yang bayarin,” ucap Supri kepada sang kasir. Kedua orang itu memberikan kartu E-money, yang kebetulan dikeluarkan oleh perusahaan yang sama dan memiliki warna yang sama identik.” Mbak kasir pun bingung, akhirnya dia mengambil dua kartu itu kemudian berkata,” Mas, Mbak, daripada bingung, mendingan suit aja, siapa yang kalah dia yang bayar”. Ide yang konyol, tetapi Maya berpikir daripada dia harus lama-lama berada dekat laki-laki aneh ini, dia mengiyakan saran mbak kasir itu. Sementara, Supri merasa ini kesempatan untuk bisa memegang tangan sang bidadari. Akhirnya setelah suit, Supri kalah dan dia harus membayar transaksi Maya. “Oke mba, aku yang bayar,” ucap Supri. “Ya sudah”, jawab Maya. Mbak kasir kemudian melakukan pembayaran dan mengembalikan satu kartu e-money kepada Maya. 

Transaksi selesai, Supri melempar senyum kepada Maya, sementara Maya cuek saja. Mereka melanjutkan aktifitas masing-masing. Sampai pada akhirnya Maya kembali ingin menggunakan kartu E-moneynya untuk membeli makan siang. Betapa terkejutnya dia bahwa saldo di E-moneynya tidak cukup, padahal baru saja dia mengisi kemarin setelah pulang kampus. Di tempat lain Supri justru riang bukan kepalang setelah mengetahui saldo E-moneynya “bertambah”, padahal tadi dia mentraktir perempuan cantik sebelum sampai kampus. Maya menyadari bahwa kartu E-moneynya tertukar, dia mengetahui itu dari fisik kartu yang dirasakan berbeda. Kartu E-money milik Maya masih bersih, sementara kartu E-money yang dipegangnya saat ini cenderung berminyak dan agak kotor. Tetapi nasi sudah jadi bubur E-money yang tertukar saldonya juga tak bisa ditukar, kejadian seperti ini seharusnya tidak terjadi jika saja Maya atau Supri memilki aplikasi VIE di ponsel mereka untuk membatalkan transaksi elektronik yang salah. Supri untung, Maya jadi buntung.